CEMBURU



"Papah makin hari makin klimis dan genit saja," kataku dalam hati sambil mengintip dari balik selimut. Hawa dingin dari mesin pendingin di kamar tidur, membuatku malas bangun.

"Pah, ini kan hari libur mau ke mana baru juga jam tujuh pagi? Toko-toko kan masih tutup." kataku menepis rasa malas menemaninya jalan-jalan.
Musim panas di Emirat ini lebih asyik di dalam rumah, walau Jumat dan Sabtu adalah hari libur. Tidak seperti biasanya, sudah beberapa weekend ini, suamiku berkemas diri keluar rumah dan kembali malam hari. "Sudah tidur saja, temani dua balita kita, Mah," katanya sambil mencium dahiku dan berlalu tanpa menghiraukan perasaanku masih ingin bersamanya.
Melahirkan anak kembar memang anugerah besar dan sekaligus tantangan bagi kami pasangan muda. Waktu dan perhatianku betul-betul tersita pada keduanya yang lucu dan montok. Aku memutuskan berhenti bekerja. Karena masih menemani suami terikat kontrak kerja, dan kuliahnya belum selesai. Aku bertahan di negeri kurma ini. Andai boleh memilih aku ingin pulang saja ke tanah air, di sana ada ibu dan saudara ataupun pembantu rumah tangga membantu. Tidak seperti di sini, semua harus dikerjakan sendiri.

Hari itu suamiku pulang bersama wanita cantik, "Aha! Benar kecurigaanku selama ini. Dia berselingkuh!" kataku dalam hati. Dari balik tirai jendela kuperhatikan, suamiku tampak menghormati wanita ini. "Akhirnya jelas sudah, dia sudah tak menginginkanku lagi. Sampai tega ia membawanya ke rumah ini," aku terdiam di sudut kamar.

Pintu kamar diketuk, "Mah, Mamah, ayo keluar. Ada tamu. Papah mau mengenalkannya pada Mamah, dia suster Alia istri kawan main golf Papah."
"Alhamdulillah, dugaanku salah." Bisikku. Kuhapus air mata. Setelah berganti pakaian dan menaburi bedak di wajah juga segores lipstik agar terlihat segar segar kumenemui tamuku.

Rupanya dia suster Alia, istri Ilham, tetangga kami yang baru saja datang dari Indonesia. Lega rasanya, dugaanku ternyata salah. Suamiku masih memegang janji suci pernikahan.

Jangan bayangkan tajamnya duri mawar yang berduri,
bila warnanya menggoda mata
Jangan benci lebah karena sengatannya
Bila madunya bernutrisi

Jangan keluhkan teriknya musim kemarau,
bila siang begitu panjang
Jangan keluhkan kelamnya malam,
kalau sunyinya memberikan kedamaian

Bukan suka yang selalu membuat terlena
Tapi uji membuatku menjadi pribadi yang dewasa


Stop ! Regretting my sin and think about the good deeds
with which I am going to replace it ! 
The most difficult time could be made easier by the smile of a confident person.

zwani.com myspace graphic comments
HTML Guestbook is loading comments...

Blog Archive

Koleksi Kisah Fiksi Karya ROSE