Miss Terry F - 125

Jum’at malam di bulan January 2008. Kabut tebal menyelimuti jalan raya Al Gharbia. Jalan raya utama sebelah selatan dari arah Abu Dhabi menuju perbatasan Saudi Arabia. Sering diberitakan media lokal sebagai jalan angker. Jalan  raya ini memang sepi dan sering meminta korban kecelakaan lalu lintas. Selain perilaku para pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas, kondisi jalan yang lengang dan tidak adanya tempat peristirahatan membuat pengemudi dalam titik kepenatan yang sangat lelah. 

Pada malam hari, hanya lampu-lampu dari kendaraan yang berlalu-lalang saja sebagai penerangan. Disekitar Baynoona, kondisi jalan yang ditutupi kabut tebal membatasi penglihatan Miss Terry Fracentuva, perempuan berdarah campuran Prancis dan suku Bugis, Sulawesi Selatan, Indonesia. Karena tidak sabar menunggu antrian kendaraan didepannya yang mengular. Wanita berambut pirang ini berusaha menyalip, berpindah arah ke sebelah kiri. Setelah memberi signal, dia berpindah ke jalur kiri yang ternyata adalah jalur hijau. Mobil Toyota Avalon yang dikendarainya kehilangan kendali, berguling – guling  menabrak pembatas jalan dan barisan pohon kurma.

Sementara dari arah yang sama Mobil Nissan Patrol berkecepatan tinggi yang berada dibelakangnya melindas mobil Terry yang menghantam trotoar. Jalan yang diselimuti kabut tebal menjadi terang benderang oleh cahaya api. Kedua mobil itu terbakar.

“ Ah pening sekali kepalaku, ” kata Terry. Saat bangun wanita berusia 35 tahun ini melihat banyak lampu-lampu berkelap-kelip. Dia tidak menghiraukan kerumunan orang yang mengelilinginya. Terry berusaha menyapa orang-orang disana, tetapi mereka tidak ada yang menghiraukan kehadirannya. Terry sempat putus asa. Sampailah Terry menghampiri sebuah mobil LX570 Lexus. Dia sangat bahagia ketika seorang bocah laki-laki membalas salamnya. Farel Fahad, nama bocah lelaki itu melihat Terry. “Hey boleh aku menumpang di mobilmu, anak tampan?”. Tanya Terry pada seorang bocah laki-laki yang duduk sendirian. Farel Fahad hanya mengangguk tanda setuju dan menerima kehadiran Terry.

Terry duduk di sebelah Farel Fahad. “Farel, kamu bicara dengan siapa?” Tanya Fahad, ayah Farel yang menyupirinya setelah menjawab interogasi polisi dijalan raya tersebut. “ Dengan ibu Terry disebelah saya. Dia wanita cantik ayah, seperti mamah”. Jawab Farel tanpa beban. “Farel, bukan saat yang tepat untuk bercanda. Mamah mu sudah tiada. Dia sudah tenang dirumah Tuhan. Kamu sedang duduk sendiri, nak. Kamu itu kelelahan. Sudahlah tidur ! ” perintah Fahad kepada puteranya.

Farel hanya diam. Bocah lelaki ini hanya menuruti perintah ayahnya dengan memejamkan matanya, pura-pura tidur. Kedua telinganya mendengarkan Terry berbicara. Terry ingin memesan beberapa Fried Chicken sesuai pesanan temannya yang tengah berjaga malam di rumah sakit Ruwais. Satu-satunya rumah sakit terdekat dari Baynoona.

Farel meminta ayahnya berhenti di Adnoc Fod. Setelah Farel dan Fahad menyantap makan malam disana. Terry berpamitan dengan Farel, dia memesan beberapa dinner box untuk teman-temannya di rumah sakit. Semasa hidupnya Terry yang bekerja di Danat Hotel sebagai pemandu wisata sering merujuk tamunya yang sakit di rumah sakit ini.

Dirumah sakit. “Selamat pagi, tuan Sulaiman?” Tanya delivery man. “Ya. Pagi. Pesanan siapa ini mas Arshad?” Tanya Suliman. “Miss Terry, tadi pesan katanya ini buat mas Sulaiman dan teman-teman. “Oh, terimakasih ya mas. Ini uangnya. ”
“Tidak usah mas. Sudah dibayar sama Miss Terry.” Jawab Arshad. “Baiklah. Terimakasih. Ayo, ayo kita santap rejeki ini Mike.” Kata Sulaiman pada rekannya Mike, perawat Filipino. “Terimakasih ya Arshad.” Ucap mereka. Arshad meninggalkan unit gawat darurat menuju bangsal rawat inap, mengantarkan beberapa pesanan lainnya.

Setelah Sulaiman dan kawan-kawan menyantap Fried chicken dari Terry. Tiba-tiba ambulan polisi datang membawa seorang mayat wanita. Dari hasil identifikasi tertulis nama korban lalu lintas  itu  Miss Terry Fracentuva. Bulu kuduk mulai berdiri, hawa dingin semakin bertiup merasuk tulang. Terry Fracentuva tewas dalam kecelakaan lalu lintas, tubuhnya yang terpental tidak ikut terbakar. Sepertinya wanita ini tidak mengenakan seat belt sewaktu mengendarai mobilnya yang hangus terbakar setelah di tabrak Nissan Patrol.

Arshad jatuh pingsan. Karena semua pesanan yang diantarnya adalah atas permintaan korban yang tewas dalam kecelakaan di Baynoona. Setelah sadar. Arshad, diantar supir rumah sakit kembali ke restoran cepat saji,  tempatnya bekerja. Betapa terkejutnya Arshad. Sang kasir mengeluh uang yang diberikan Miss Terrry beberapa jam lalu hanyalah kembang melati dan mawar saja bukan dirham. Mendengar keluhan Arnold, kasir disana. Arshad kembali pingsan. Supir rumah sakit yang masih berada disana, kembali melarikan Arshad kerumah sakit. 

Setelah siuman Arshad, melihat rekan-rekannya berada disamping tempat tidurnya. "Kamu tadi pingsan, Arshad." kata Sulaiman. " Ter...terry.." kata Arshad terbata-bata menunjuk kearah samping Sulaiman. " Arshad, jenazah Terry sudah dipindah untuk autopsi. Dia sudah tenang," kata Mike diseberang Sulaiman. Mike tidak mau mendengar apa yang akan Arshad katakan.  Arshad ketakutan, " Lihat itu....Miss Terry tersenyum dan terbang..Iiiihhhh" Arshad kembali pingsan dibuatnya.

Semasa hidupnya Terry pernah tinggal di F-125 Ruwais housing complex yang kini ditempati oleh Farel dan Fahad. Terry yang meninggal secara tidak wajar. Bergentayangan menghampiri rumah masa lalunya. Kelebihan indera keenam Farel menjadi jembatan komunikasi Terry dan Fahad.

Awalnya Fahad ketakutan melihat putera semata wayangnya selalu berbicara seorang diri. “Ayah kalau engkau tidak percaya denganku. Lalu dengan siapa aku sampaikan kenyataan ini ayah?” tanya Farel. “Madam Terry, itu mamahku ayah”. Lanjutnya lagi. “Sudah kubilang mamahmu sudah tiada. Tidak ada seorang wanita yang meninggalkan bayinya dirumah sakit. Dan pergi tanpa pesan. Mamahmu sudah mati !” kata Fahad dengan geram. Terry yang mendengarkan kata-kata Fahad, hanya tertunduk dan menangisi dosa-dosa masa lalunya.
Dia menyadari kesalahannya dengan kabur dari rumah bersalin dan meninggalkan Fahad bersama Farel.  Terry tergoda untuk hidup bersama kekasih gelapnya Ken Timberly.  Suster Faradilla yang merawat Farel sejak bayi.

Faradillah yang dinikahi Fahad tewas dalam kecelakaan kapal speed boat ketika berlibur di hotel Atlantis, Dubai  beberapa tahun lalu. 


Terry menjadi arwah penasaran atas penolakan maaf Fahad. Dia mulai mengganggu orang-orang di komplek dengan berdiri duduk di jendela sambil tertawa lirih Hi…hi…hi..hihii……menakut-nakuti penghuni komplex yang melintasi F-125.

Guru-guru, tetangga dan orangtua teman sepermainan Farel mengeluhkan keganjilan Farel yang suka berbicara dan tertawa sendiri pada Fahad. Juga misteri F-125 yang semakin merisaukan warga yang tinggal disana. Syukurlah, perusahaan tempat Fahad bekerja memutasikannya ke Indonesia. Fahad dan Farel kini berada di Indonesia. Sementara Terry tetap setia menghuni F-125. Rumah yang kini menjadi Guest House untuk karyawan yang baru bergabung di perusahaan minyak Abu Dhabi membuat penghuninya tidak ada yang betah tinggal disana. Air conditioned, lampu-lampu didalam dan diluar rumah sering mati dan menyala sendiri. Lukisan-lukisan burung dan harimau yang terpajang di ruang makan rumah berlantai dua itu jatuh tiba-tiba. Pagi hari tergeletak dilantai. Ketika penghuninya kembali pulang dari bekerja menemukan lukisan itu sudah terpajang di tempat semula.

3/1/13. Cerita Fiksi Misteri - Rose


HTML Guestbook is loading comments...

Blog Archive

Koleksi Kisah Fiksi Karya ROSE